Ciri-ciri khas
Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa perkecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan).
Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya. Variasi morfologi tumbuhan jauh lebih besar daripada anggota kerajaan lainnya. Selain itu, tumbuhan menghasilkan banyak sekali metabolit sekunder sebagai mekanisme pertahanan hidup atas perubahan lingkungan atau serangan pengganggu. Reproduksi juga terpengaruh oleh sifat ini .
Pada tingkat selular, dinding sel yang tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan pektin menjadi ciri khasnya, meskipun pada tumbuhan tingkat sederhana kadang-kadang hanya tersusun dari pektin. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida; juga vakuola yang besar dan seringkali mendominasi volume sel.
Tumbuhan terbagi 3 bagian yaitu :
Termasuk diivisi bryophyte, berasal dari bahasa yuyani yang berarti “tumbuhan lumut “, pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
1. Ciri – Ciri Tubuh
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta)
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
2. Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
3. Klasifikasi
Digolongkan menjadi dua kelas , namun berdasarkan penelitian terbaru maka lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu music, hepaticeae, dan anthoceroraceae.
a. Lumut daun / music
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
b. Lumut hati (hepaticeae)
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.
c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetpai ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
sumber :http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
TUMBUHAN PAKU
Merupakan golongan tumbuhan yang telah berkosmus (mempunyai akar , batang dan daun). Tumbuhan paku termasuk kelompok tumbuhan kuno. fosil tumbuhan paku pertama dimulai awal periode mesozoic sekitar 360 juta tahun yang lalu. Keberadaan tumbuhan paku di muka bumi jauh lebih tua jika dibandingkan dengan hewan darat seperti dinosaurus. Tumbuhan paku berkembang duaratus juta tahun sebelum tanaman berbunga berkembang.
Sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di tempat lembab dibawah kanopi hutan. Mereka termasuk tumbuhan berpembuluh, dengan struktur internal pembuluh yang sudah berkembang baik untuk mengangkut air dan nutrisi,berbeda dengan tanaman berpembuluh lainnya seperti tanaman berbunga dan konifer, yang tumbuh langsung dari biji, tumbuhan paku tumbuh dari spora, dan memiliki bentuk peralihan yang disebut gametofit.
1. Ciri – ciri tumbuhan paku
Memiliki 4 struktur penting,yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril)yang terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium , kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
(1)Struktur tubuh
1) AkarBersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
2) Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang , mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang oanjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan cyathea.
3) Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda . berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.
a) Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
b) Mikrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
b) Mikrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
1. Tropofil
Merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis.
2. Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga golongan seperti berikut ini.
a) Paku Homospora (isospora)
Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat).
b) Paku Heterospora
Menghasilkan dua jenis spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi), Selaginella (paku rane).
c) Paku PeralihanPaku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
(b) Habitat
Habiatanya didarat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah , tepi pantai , lereng gunung , 350 meter diatas permukaan laut terutama didaerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit(menempel) pada tumbuhan lain.
(c) Reproduksi
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).
Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara seksual (generative)melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
(d) Peranan tumbuhan paku dalam kehidupan manusia.
Dibawah ini adalah beberapa tumbuhan paku yang bermanfaat bagi manusia diantaranya adalah;
1. Dipelihara sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium sp), suplir (Adiantum sp) dan paku rane (selaginella sp)
2. Penghasil obat – obatan misalnya: Aspidium sp, Dryopteris filix mas, dan Lycopodium clavatum
3. Sebagai sayuran , misalnya semanggi (marsilea crenata) dan pteridium aqualium
4. Sebagai bahan pupuk hijau , misalnya azolla piñata,
5. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.
6. Tumbuhan paku lebih maju dari pada lumut karena sporofit tumbuhan paku memiliki :
a. Sistem transportasi (xylem dan floem) yang berkembang dengan baik.
b. Kutikula dan stoma tahan air yang mengontrol kekurangan air.
c. Adanya akar, batang dan daun.
2. Kalsifikasi
Dibagi menjadi 4 subdivisi, yaitu psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta dan Pterophyta.
'1) Psilophyta
Merupakan tumbuhan paku sederhana dan hanya memiliki dua genera, contoh yang sudah dikenal adalah Psilotum sp. Yang tersebar luas didaerah tropic dan subtropik.
2) Lycophyta
Lycodium sp dapat menghasilkan spora tunggal yang akan berkembang menjadi gametofit biseksual yang memiliki organ jantan maupun betina.
Sellaginella sp merupakan tanaman heterospora, karena dapat menghasilkan dua jenis spora . spora yang berukuran besar disebut megaspore, yaitu merupakan gamet betina yang akan membentuk arkegonia. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora yang akan membentuk gamet jantan atau anteridia.
3) Sphenophyta
Sering disebut paku ekor kuda . peristiwa meiosis pada tumbuhan ini terjadi dalam sporangia dan akan menghasilkan spora haploid. Gametofit yang berkembang dari spora berukuran sangat kecil , tetapi dapat melakukan fotosintesis dan hidup secara bebas.
4) Pterodophyta
Banyak terdapat dihutan subtropis maupuan didaerah tropis . paku pterophyta mempunyai daun – daun yang lebih besar dibandingkan divisi lainnya .
Ada 2 jenis daun yaitu negafil dan mikrofil, megafil mempunyai sistem percabangan pembuluh , sdangkan mikrofil adalah daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Contohnya marsilea crenata dan asplenium nidus.
TUMBUHAN BERBIJI
Ciri – ciri umum
1. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual.
Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
2. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
3. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
4. Pada hakekatnya tumbuhan berbiji memiliki pigmen hijau (klorofil) yang oenting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
Sebutan lain untuk tumbuhan berbiji:
- Anthophyta (tumbuhan berbunga)
- Phanerogamae (tumbuhan yang perkawinannya terlihat)
- Embriophyta sifonogama (tumbuhan yang berlembaga dan perkawinannya melalui pembuluh)
- Tumbuhan biji merupakan satu divisi , yang mempunyai dua subdivisi , yaitu:
1. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)Subdivisi ini meliputi tumbuhan yang berupa semak atau pohon yang batangnya keras dan berkayu , tumbuhan biji terbuka biasanya bereproduksi vegetative secara alami. Belakangan ini banyak diusahakan oembiakan secara vegetative buatan dengan menggunakan zat tumbuh .
Daur hidup tumbuhan biji terbuka menunjukkan persamaan dengan tumbuhan paku heterospor.
Bermacam – macam tumbuhan biji terbuka merupakan penghasil bahan – bahan yang penting untuk industry kertas dan korek api (pinus dan agathis). Selain dari itu banyak pula ditanam sebagai tanaman hias (Araucaria, Thuja, Cupressus).
4 kelas gymnospermae:
1. Pterospermae
2. Benetiales
3. Cardainales
4. Pteridospermophyta (paku biji)
2. Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri – ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai bunga yang sesungguhnya
b. Daun yang pipih , lebar dengan susunan tulang yang beraneka ragam
c. Bakal biji atau biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik.
d. Selisih waktu yang relative pendek antara penyerbukan dan pembuahan
e. Mengalami pembuahan ganda.
Tumbuhan biji tertutup meliputi tumbuhan yang kecil merayap, semak dan perdu hingga pohon – pohon yang besar yang menjulang tinggi.
Golongan ini dibagi kedalam 2 kelas, yaitu :
1. Tumbuhan dikotil (Dycotyledonae atau Dicotylae)
2. Tumbuhan monokotil (Monocotyledoneae atau monocotylae)
Reproduksinya berlangsung secara generative dengan biji dan secara vegetative alami maupun buatan. Daur kehidupan tumbuhan ini hamper serupa dengan daur kehidupan tumbuhan biji terbuka dengan sedikit variasi.
Manfaat dari tumbuhan ini adalah sebagai tumbuhan budidaya.
0 komentar:
Posting Komentar