Jaringan Tumbuhan Lebih Sulit Diklasifikasi Daripada Jaringan Hewan

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.


Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan.

Protista Mirip Jamur

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam kingdom fungi (jamur) karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda dengan kelompok jamur sesungguhnya. Reproduksi jamur lendir mirip jamur, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur molekul membran sel jamur lendir mirip strukur molekul alga. Contoh dari protista mirip jamur adalah Mycomycota dan Oomycota.

1.    Mycomycota (Jamur Lendir Plasmodial)
Jamur lendir hanya memiliki beberapa sifat yang mirip dengan jamur sejati. Struktur vegetatif jamur lendir disebut plasmodium, yaitu massa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding yang kuat.
Plasmodium bergerak dengan gerakan ameboid di atas subtrat dan dapat mencerna mikroorganisme serta partikel-partikel bahan organik yang membusuk dalam selnya. Selama kondisi lingkungan baik, plasmodium melanjutkan fase vegetatifnya; massa sel bertambah dan inti terus membelah.

gambar jamur lendir
Jika plasmodium merayap ke tempat yang kering, maka akan terbentuk badan buah  (fruiting body). Badan buah berkembang dan membentuk spora berinti satu yang diselubungi dinding sel. Spora terbentuk dari inti plasmodium yang masing-masing memisahkan diri ke dalam bagian yang dibatasi oleh dinding sel. Spora yang lepas dari badan buah akan menjadi gamet ameboid berflagela satu. Dua gamet akan berkembang menjadi zigot berflagela dua. Kemudian zigot akan kehilangan flagela dan menjadi plasmodium baru. Jadi, inti plasmodium bersifat diploid. Meiosis terjadi pada waktu spora-spora akan terbentuk.
Ke dalam jamur lendir termasuk pula Acrasiae yang pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa uniseluler. Bentuk vegetatifnya terdiri atas sel berinti satu yang ameboid. Sel-sel ini memperbanyak diri dengan pembelahan biner. Bentuk vegetatif ini sukar dibedakan dengan ameba (protozoa). Jika keadaan memungkinkan sel-sel ameboid itu akan bergabung dan membentuk badan buah.

Jaringan Tumbuhan

salah satu metode klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi membagi seluruh jaringan tumbuhan menjadi jaringan meristematik dan jaringan permanen (terdiferensiasi). Jaringan meristematik yang ditemukan pada ujung-ujung akar dan batang yang sedang tumbuh serta di daerah-daerah tepi batang, cenderung memiliki sel-sel yang tidak terdiferensiasi, kecil, mampat, dan memiliki sitoplasma yang aktif secara metabolis.

Jaringan permanen dibagi-bagi lagi menjadi jaringan pelapis (lining tissue), jaringan fundamental, dan jaringan vaskular. Jaringan pelapis biasanya adalah epidermis, sebuah lapisan sel berdinding tipis dengan vakuola yang besar. Pada sejumlah lapisan epidermis, disekresikan kutikula tebal berlilin yang melindungi tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan-tumbuhan berumur panjang (parennial) yang lebih tua, permukaan akar dan batang mengandung periderma, jaringan yang tersusun atas beberapa lapis sel gabus yang resisten terhadap air.

Jaringan fundamental ditemukan pada bagian interior tumbuhan. Yang paling banyak ditemukan adalah parenkima, sel-sel berdinding tipis yang aktif dalam fotosintesisdan tersusun secara sangat tersebar. Sel-sel dengan penebalan yang tidak rata disebut kolenkima. Sel-sel berdinding tebal yang memberikan sokongan struktural bagi tumbuhan disebut sklerenkima, lapisan berserat yang juga bisa terdapat sebagai bagian keras dari banyak cangkang biji dan noktah (pit).

Jaringan-jaringan vaskular pada tumbuhan yang terutama adalah xilem dan floem. Xilem berperan sebagai jalur bersambung-sambung bagi transportasi air dan zat-zat terlarut, terutama kearah atas. Dua jenis sel yang diasosiasikan dengan xilem adalah sel-sel pembuluh (vessel) dan trakeid. Sel-sel tersebut tersusun dalam berkas dan saat dewasa, sel-sel itu kehilangan material hidupnya. Dinding-dinding sel pun berperan sebagai wadah-wadah berbentuk tabung untuk transportasi cairan dan juga menyediakan sokongan struktural bagi tumbuhan. Kayu terutama tersusun atas pembuluh dan trakeid xilem, banyak diantaranya telah tersumbat sehingga tak lagi berfungsi dalam transportasi cairan.

Keanekaragaman Fungi

Divisi Khritidiomikota: Khitrid memberikan petunjuk mengenai asal-usul fungi
Para ahli sistematika mulai mengalami kemajuan yang pest dalam pemilihan hubungan filogenetik antara fungi dan eukariota lain. Salah satu penghubung  antara fungi dan protista mungkin adalah suatu kelompok organisme yang disebut khitrid. Sebagian besar khitrid adalah organisme akuatik. Beberapa di antaranya adalah saproba; yang lain hidup sebagai parasit di dalam protista, tumbuhan, dan juga di dalam invertebrate akuatik.
Hingga saat ini sejumlah ahli sistematika menekankan tidak adanya sel-sel berflagela sebagai salah satu kriteria bagi anggota dalam kingdom fungi. Dengan kriteria tersebut, khitrid dikeluarkan dalam kingdom fungi dan dimasukkan ke dalam kingdom protista (dalam system lima kingdom), karena khitrid membentuk spora berflagela tunggal yang disebut zoospore. Akan tetapi, dalam satu decade belakangan ini, para ahli sistematika molekuler membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat pada khitrid dan fungi menemukan bukti kuat untuk menggabungkan khitrid dan fungi sebagai salah satu cabang monofiletik dari pohon silsilah eukariotik. Cirri-ciri utama mirip fungi lain yang ditemukan pada khitrid adalah cara nutrisi yang absorbtif dan dinding sel yang terbuat dari kitin. Sebagian besar khitrid membentuk hifa senositik, meskipun ada juga yang uniseluler. Khitrid juga memiliki beberapa enzim utama dan jalur metabolisme yang dimiliki fungi tetapi tidak ditemukan pada apa yang disebut-sebut  sebagai protista-protista mirip fungi (jamur lender dan jamur air). Bukti-bukti yang ada menyebebkan banyak ahli biologi mengklasifikasikan  khitrid ke dalam divisi  Khitridiomikota di dalam kingdom fungi.
Bukti molekuler juga mendukung hipotesis bahwa khitrid merupakan fungi yang paling primitive, yang berarti bahwa khitrid termasuk ke dalam garis keturunan yang memisah paling awal dalam filogeni fungi. Satu perluasan yang masuk akal dari hipotesis ini adalah bahwa fungi berevolusi dari protista yang memiliki flagella, suatu cirri yang dipertahankan dalam kingdom fungi hanya khitrid.

Divisi Zigomikota: Fungi zigot membentuk struktur dikariotik yang resisten selama reproduksi seksual